Cerita Dewasa Bergambar Keperjakaanku Di Ambil Tante
- Nomor Hp LONTE Namaku Rano usiaku baru menginjak 17 tahun dan aku
sebentar lagi akan duduk dibangku kuliah, aku akan menceritakan
pengalamanku ketika kehilangan keperjakaanku waktu masih duduk dibangku
SMA kelas 2.
Cerita Dewasa Bergambar Keperjakaanku Di Ambil Tante - Wajahku
biasa-biasa aja ngak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan
mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu
mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter
4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.
Cerita Dewasa Bergambar Keperjakaanku Di Ambil Tante - Cerita
ini berawal dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu,
kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah
nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan.
Rumah nenekku tidak
terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang
beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga
hanya tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri karena suaminya
sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak. Tante Lia usianya
sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk namun padat
terawat maklum orang kaya.
Cerita Dewasa Bergambar Keperjakaanku Di Ambil Tante - Karena
dirumah udah penuh, maka tante Lia mau menginap di losmen dekat rumah
nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP
yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku.
Pagi
harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Lia, aku pergi
mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari
tidurnya.
"Masuk Rano.."katanya sambil membukakan pintu kamar nya
"Baik tante", jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
"Tante
terlambat bangun nih... habis semaleman tante ngak bisa tidur...
kayaknya losmen ini serem deh Rano, jadi tante agak takut jadinya..",
dia bercerita
"Eh... tunggu dulu ya... tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama rano ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak", sambungnya.
"baik tante..", jawabku.
Tante Lia masuk kek amar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya.
Suara
air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan
ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan-pelan
menuju kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi
menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus
dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi,
mungkin tante Lia rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan
ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.
Agak lama aku
mengintip tante Lia mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa
sampai akhirnya tante Lia selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi
sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.
"Hayo SMS sama pacarnya ya ?" Tiba-tiba terdengar suara tante Lia didepan ku
"eh enggak tante...masih belum punya pacar "jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
"Rano... kamu keluar dulu ya... tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja", kata tanteku.
Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.
Malam
harinya sekitar jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen lagi,
dan tante Lia cerita sama ibuku bahwa tante Lia agak ketakutan tidur
sendiri di losmen. Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku
mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante
Lia. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah.
Tante
lia tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari
omongannya tante Lia cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan
losmen yang seram ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin
pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan
malai pipis... serr... lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku
mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di
kamar mandi.
Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu,
lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi
lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr... darahku mengalir deras
dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang
ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak
setegak-tegaknya.
Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante
Lia saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi
mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang saat itu
terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan
jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur,
terbayang tubuh tante Lia yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga
terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak
tidur-tidur... sialan... umpatku dalam hati.
Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:
"Ranoo... Rano."
Aku pura-pura ngak mendengar.
"Ran...ranoo", kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
"Iya tante Lia ada apa?", tanyaku sambil pura-pura lemas.
"Tolong Rano tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..", balasnya.
Aku
bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku
jadikan alas", kamu tidur diatas aja rano disamping tante..."
"Iya tante...", jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.
"Sini
selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan", katanya, seperti kerbau
dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante,
maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.
Tante Lia
miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya
teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku
dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh
didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja menyentuhkan
kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin
kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku
berhati-hati sekali takut tante Lia terbangun aku menyingkapkan daster
bagian belakang tante Lia keatas, oww... terlihat jelas buah pinggulnya
yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua
belah pantatnya aku liat ada sebuah gundukan berbulu dengan garis
memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku,
nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung
kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.
Perlahan aku
sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Lia, "ohh...", aku
merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante
Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Lia, namun
aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam
penisku dan croot... croot... croooot... aku keluar... kupejamkan mataku
untuk menikmatinya,
Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan
paha bagiaan dalam tante lia, karena takut tante Lia terbangun maka aku
segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.
"Rano...bangun
udah jam 8 pagi", sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera
membuka mata dan melihat tante Lia sudah selesai mandi. Tante Lia
memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia
menghampiriku dan duduk disebelahku:
"Rano tadi malam kamu mimpi ya..?"
"Eng...", belum sempat aku menjawab tante lia meneruskan bicaranya.
"Berarti
sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di
paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu", kata tante Lia.
"Maaf tante... Rano ngak sengaja", jawabku spontan karena terkejut, "mati aku... Duh malunya...", bathinku dalam hati.
"Nah lihat ku... burung kamu bangun mulai tadi...", kata tante lia sambil matanya melihat kebawah peruntuku.
Astagaaaaaa... Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Lia.
"Maaf tante...", kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
"Jangan
dimasukkan dulu rano...! rano kan sudah dewasa sekarang... namun rano
belum diketahui rano itu sempurna apa tidak...", kata tante Lia.
"Sempurna
gimana tante..??", tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini
aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
"Kadang ada orang
yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya
ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Rano sempurna apa
tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!", perintah tante Lia, Akupun
spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan
masih kaku.
Kulihat Tante Lia menelan ludah sedikit melirik
kepenisku, dan tante lia berkata "Rano diam aja ya nanti, Rano pejamkan
mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq..."
"Baik tante."
Aku
memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa
melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh
benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut .
"Emm..", aku berguman sambil terpejam.
"Kenapa rano...sakit..??", agak berbisik suara tante lia dengan nafas sedikit bernafsu.
"Enggak tante...ngak apa-apa."
Ada
sedikit gerakan yang dilakukan tante Lia sehingga vaginanya menekan
penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku
merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya
tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante
Lia, ternyata tante Lia memejamkan matanya juga sambil menggigit
bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Lia dan penisku makin licin
sehingga berbunyi "tet... pret... pret... pret..." setiap tante Lia
memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.
Kemudian tante Lia berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
"Rano... sekarang tes terakhir ya..."
"iya tante... Rano siap".
Aku
merasakan jari tante Lia memegang penisku bagian tengahnya, sesaat
kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak
lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata
dan menikmatinya.
Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung
penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan
lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan
kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Lia berusaha untuk memasukkan
kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.
Kurasakan tekanan
tante Lia makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala
penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku
keluar suara.
"aakh..."
Tante Lia menghentikan gerakannya .
"Gimana rano... Sakit..??"
"Enggak tante ngak apa apa..."
Tiba-tiba
kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan
antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah
melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda
didalam vagina tante lia.
"Akh... akh...", tiba-tiba tante lia bersuara.
Kembali
kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram
air hangat didalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali
merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar
dari dalam penisku dan aku terpekik akh... Crooot...croot..crot...
Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Lia.
Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia beberapa saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya...
"Udah tante tesnya...??", tanyaku.
"Emm
udah... Rano, ternyata kamu laki-laki yang normal", jawabnya sambil
mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante lia
berjalan ke kamar mandi.
Aku melihat kearah penisku, disana
ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada
yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku
berpikir dalam hati.
Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya...